Salah Jurusan Kuliah, Harus Gimana?
Sebenarnya, sangat wajar sekali dan hampir semua orang pernah merasakan kebingungan ketika di perkuliahan. Itu artinya kita memikirkan masa depan. Kita mungkin akan bertanya pada diri sendiri, apakah jurusan yang kita pilih ini sudah benar sesuai dengan mimpi dan kemampuan kita atau kita ada pada jurusan yang salah. Justru aneh menurut saya jika kita tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali.
Proses pemilihan jurusan bagi setiap mahasiswa berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang masuk jurusan tertentu karena memang suka dengan bidang ilmu tersebut, ada juga yang mungkin terpaksa karena keadaan ekonomi sehingga memilih jurusan yang paling terjangkau, ada yang milih jurusan yang yang relevan dengan tempat kerjanya, ada juga yang memilih jurusan tertentu karena dipaksa oleh orang tuannya, mungkin ada juga orang yang memilih jurusan tertentu karena nama jurusannya terdengar keren.
Terutama buat para mahasiswa yang masih muda dan masih dalam proses pencarian dan pembentukan jati diri, masa-masa kuliah selain jadi masa-masa yang paling menyenangkan (nggak ada lagi aturan kemeja mesti dimasukan ke dalam celana, rambut nggak mesti pendek, nggak mesti pake seragam ke kampus dan kalau ada orang yang nanya tentang kerjaan bisa dengan bangga jawab “Saya seorang mahasiswa” *sambil menirukan pose Mario Teguh saat bilang “maka lihat apa yang terjadi”*, serius itu keren banget!), juga sekaligus masa-masa yang membingungkan. Bagaimana tidak, karena masa perkuliahan adalah masa terakhir kita untuk menjadi manusia yang masih dimaklumi kesalahannya, setelah itu adalah kehidupan yang sebenarnya. Salah memilih jurusan bisa jadi akan berpengaruh kurang baik untuk langkah selanjutnya.
Selayaknya sebelum kita masuk ke dalam belantara perkuliahan, kita sudah tahu dan paham betul tentang jurusan tersebut. Mulai dari dasar ilmu apa saja yang harus dikuasai untuk bisa sukses di jurusan tersebut, skill apa yang nantinya bisa kita dapatkan dari jurusan tersebut dan profesi apa saja yang relevan dengan jurusan yang kita ambil setelah kita lulus nanti. Ya, itu adalah faktor-faktor penting yang harus benar-benar kita pahami sebelum memilih jurusan. Tapi selain itu, ada faktor lain yang juga tidak kalah penting, dan ini lebih penting lagi dari faktor-faktor yang tadi, yaitu cita-cita, minat dan kemampuan diri kita.
Sebelum kita berpikir bidang ilmu apa yang kita butuhkan dan gelar apa yang kita harapkan, kita harus mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu. Mau kemana kita? Mau jadi apa kita? Bidang apa sebenarnya yang kita sukai? Pertanyaan itu dulu yang harus kita jawab, dan pastikan kita tahu jawabannya. Setelah kita tahu arah dan cita-cita kita, barulah kita sesuaikan dengan jurusan yang akan kita pilih. Ya begitulah seharusnya!
Oke, Kres! Telat! Gue udah kuliah, gue udah semester tua, dan gue baru sadar kalau gue salah jurusan! Gue baru tahu kalau hobi, minat dan kemampuan gue nggak ada kaitannya sama sekali dengan jurusan yang gue pilih sekarang! Alhasil gue nggak lulus-lulus dan kesulitan ngikutin kuliah!
Santai dulu sob! Tarik napas dalam-dalam, biar rileks dulu, kemudian silahkan beli gorengan #eh.
Baik, semua orang tentu pengen ideal, lulus sekolah dengan nilai memuaskan, masuk kuliah di jurusan yang tepat, lulus cumlaude, jadi orang sukses, kaya raya dan kemudian masuk syurga tanpa hisab. Tapi hidup kan nggak semulus pahanya JKT48! Pasti nggak segampang bikin goal tanpa ada penjaga gawang-nya. Dan dinamika yang terjadi di lapangan nggak selamanya sesuai dengan rencana. Jadi gimana kalau kondisinya adalah kita sudah semester tua, sangat tua dan uban sudah tumbuh dimana-mana. Bahkan ketika kita datang ke kampus, semua adik kelas kita sungkem dan cium tangan, bahkan ada yang minta doa segala. Tapi masalahnya belum ada tanda-tanda bahwa kita akan lulus dalam waktu dekat (masih banyak mata kuliah yang ngulang, skripsi belum dapet judul, bahkan KKP belum sempat ditengok). Nggak Cuma itu, teman-teman kita sudah lulus meninggalkan kita, bahkan mantan sudah pada nikah duluan. Dan parahnya lagi adalah kita baru sadar bahwa kita ternyata salah pilih jurusan. Kita ibarat seonggok sapu tangan yang terkulai lemas tak berdaya di pinggir selokan deket kantin kampus. Tragis!
Saya harap Kamu (Anda wahai pembaca) tidak dalam keadaan seperti demikian. Semoga semuanya lancar, aman terkendali dan masuk syurga tanpa hisab. Tapi jika memang (kebetulan) keadaan Kamu seperti demikian, maka saya sarankan Kamu untuk: 1) Segeralah menangis sejadi-jadinya, 2) Segeralah bertaubat, dan 3) Segeralah move on. (^_^)v
Tiga hal di atas bukan becanda lho Bro. Itu seriusan! Sekali lagi, itu serius! Kenapa begitu? Baik, silahkan lanjutkan membaca.
Kalau Kamu sudah ada di semester tua, dan Kamu baru sadar bahwa Kamu salah jurusan, itu adalah musibah. Ya, kemana aja kemarin-kemarin? Kenapa baru sadar di semester tua? Itu artinya ada space waktu yang selama ini Kamu nggak optimalkan dengan baik dan Kamu salah dalam mengisinya. So… Itu boleh Kamu sesali! Kamu boleh menyesali ini. Silahkan bersedih sepuasnya! Kalau memang perlu menangis, menangislah. Sampai bener-bener puas. Tapi inget, jangan lebih dari 3 hari.
Selanjutnya, segeralah bertaubat. Kalau Kamu sudah sadar ada sesuatu yang salah yang telah Kamu lakukan sebelumnya, maka sekaranglah waktunya memperbaikinya. Apapun terkait yang sudah terjadi, itu sudah terjadi. Dan tidak bisa diulangi lagi. Oke, mungkin Kamu telah kehilangan beberapa tahun waktu Kamu yang tidak dioptimalkan dengan baik, tapi itu sudah lalu. Sekaranglah saatnya memperbaikinya. Pastikan Kamu benar-benar akan memperbaikinya.
Dan selanjutnya adalah menjadi pahlawan super untuk diri Kamu sendiri, “Move On”. Saatnya Kamu ambil keputusan, untuk segera bergerak. Bergerak di sini saya lebih tekankan kepada mengambil tindakan yang Kamu bisa pertanggung jawabkan. Mungkin ini akan menjadi hal yang sangat sulit, tapi ini adalah sesuatu yang harus dihadapi. Saatnya mengambil keputusan. Kamu sendiri yang tentukan, apakah akan tetap melanjutkan perjalananmu di jurusanmu saat ini, ataukah Kamu harus segera pindah jurusan. Kalau Kamu mau menyerah, menyerahlah saat ini dan segera mulai perjalanan baru, tapi kalau Kamu mau terus maju, maka majulah tanpa ragu dan selesaikan semua yang selama ini Kamu tunda.
Tidak ada yang salah apakah itu berhenti dan kemudian pindah jurusan ataukah melanjutkan pada jurusan tersebut. Semuanya sah, dan semuanya benar asalkan Kamu siap dengan segala konsekuensinya. Kalau memang Kamu rasa jurusan yang sekarang memang benar-benar jauh dari cita-cita Kamu, minat Kamu, dan kemampuan Kamu, Kamu boleh pindah jurusan, pindah fakultas atau bahkan berhenti kuliah untuk segera berwirausaha. Namun ingat, harus segera, dan jangan biarkan waktu Kamu terbuang sia-sia lagi. Ingat, waktu dipertaruhkan di sini. Bisa jadi orang lain dengan waktu yang sama sudah melakukan hal-hal besar, namun kita dengan waktu yang kita punya justru masih kebingungan. Jadi segeralah! Dan jika Kamu rasa, jurusan saat ini masih memungkinkan Kamu untuk maju, maka majulah. Sudah banyak contoh kasus orang-orang yang sukses padahal sebelumnya mereka menyangka salah jurusan. Ingat, Tuhan lebih tahu yang terbaik buat kita. Mungkin memang harus begitu jalannya.
Ya apapun itu, semuanya bisa saja benar. Yang salah adalah ketika Kamu hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Kamu mengasihani diri sendiri dan mungkin menyalahkan orang lain atau bahkan sistem yang ada. Kamu mungkin berharap supaya datang keajaiban dan tiba-tiba Kamu lulus dengan nilai memuaskan. Tidak kawan, segeralah mengambil keputusan dan segeralah bergerak! Ingat kawan, jalan masih panjang! Jangan berhenti di suatu tempat terlalu lama. Teruskan perjalanan!
Pak Mario Teguh, tidak pernah punya riwayat bersekolah dan kuliah di jurusan motivasi, toh buktinya beliau menjadi motivator hebat. Bahkan Steve Jobs, Bill Gates dan Mark Zuckerberg tidak pernah tamat kuliah, tetapi mereka tetap bisa sukses. Memang tidak selamanya jurusan dan perkuliahan itu selalu menentukan kesuksesan kita di masa datang. Tapi yang saya tahu, semua orang sukses tidak pernah rela membiarkan waktunya terbuang sia-sia. Kita boleh saja nanti punya profesi yang tidak pernah ada kaitannya dengan perkuliahan kita, tapi yakinlah apapun yang kita pelajari tidak ada yang sia-sia. Mungkin tidak untuk pekerjaan kita, tapi pasti akan berguna untuk hal lainnya nanti.
Komentar
Posting Komentar